Seputarpublik, Jakarta – Jelang berakhirnya masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. PT. LRT Jakarta melakukan pergantian pejabatnya.
Hal ini sontak menuai banyak pertanyaan banyak pihak. Ada yang mensinyalir pergantian ini sarat muatan politis karena dilakukan jelang berakhirnya masa jabatan Gubernur Anies.
Pejabat yang mengalami pergantian adalah Direktur Keuangan (DirKeu) PT. LRT Jakarta Adrian Rusmana yang dicopot pada Senin 10 Oktober 2022 bersama dicopot nya 20 Kepala Divisi di JakPro (Jakarta Propertindo)
Adrian Rusmana diganti oleh Sahurdi yang tercatat minim pengalaman karena belum pernah menjabat sebagai Direksi dan bukan berlatar belakang menangani keuangan di berbagai instansi BUMD.
Dibandingkan dengan Adrian Rusmana penggantinya Sahurdi kalah jauh pengalamannya dari Adrian yang merupakan mantan Direktur Utama Dana Pensiun Pertamina yang dinilai sangat ‘qualified’ di bidang keuangan dan terbukti selama ditangani Adrian, keuangan LRT Jakarta sangat positif mencapai Rp. 6 miliar.
LRT Jakarta merupakan anak perusahaan JakPro. Sebagai holding company, pengelolaan JakPro selama ini juga disinyalir kurang transparan terutama terkait keterbukaan informasi publik.
Salah satu nya yakni sudah tidak aktif nya Whistle Blowing System yang dimiliki JakPro sejak Widi Amanasto menjabat sebagai Direktur Utama JakPro.
WBS (Whistle Blowing System) adalah sebuah media atau mekanisme penyampaian pengaduan dugaan tindak pidana tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan orang lain yang yang dilakukan dalam organisasi tempatnya bekerja, dimana pelapor bukan merupakan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya.
(*/Ahmad Zarkasi)