Seputarpublik, Jakarta – Di dalam ajaran agama Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim. Memberikan santunan kepada anak yatim merupakan suatu tindakan yang mulia dan akan mendatangkan berbagai pahala.
Bulan Muharram adalah awal dimulainya tahun Hijriyah, yang pada tahun 2022 ini merupakan tahun 1444 Hijriyah. Di antaranya terdapat tanggal 10 Muharram yang juga dikenal sebagai Lebaran Yatim. Inilah saatnya banyak orang memberikan santunan kepada anak yatim, sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak yang orang tuanya wafat ketika mereka masih kanak-kanak. Inilah saatnya berbagi kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan terutama bantuan berupa finansial.
Sebagaimana yang dilakukan di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta Pusat, seperti biasa setiap tahunnya dilakukan pemberian santunan kepada para anak yatim. Pada Jumat sore (12/8/2022) sebanyak 125 anak yatim yang ada di sekitar wilayah Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta Pusat, menerima santunan yang diserahkan melalui Ketua DKM nya yakni Ali Kafiyah, yang dalam keterangannya Ia mengungkapkan, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya jumlah anak yatim yang memperoleh santunan pada tahun ini lebih sedikit.
Hal ini karena kondisi ekonomi yang belum pulih akibat pandemi Covid. Santunan yang disampaikan kali ini berkolaborasi dengan pihak pengelola kawasan Kemayoran yaitu PPK Kemayoran.
“Sebelumnya masjid pernah memberi bantuan kepada 200 anak, bahkan 600 anak yatim. Alhamdulilah, kini kita mulai memberi lagi walau dengan jumlah anak yang lebih sedikit,” ucap Ali Kafiyah.
Ali Kafiyah yakin dengan kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik, kemampuan jamaah untuk bersedekah juga menjadi lebih baik dan program santunan yatim juga menjadi lebih baik.
Sementara itu Ustadz Mujib Chudori dalam wejangan ceramahnya menjelaskan tentang tahun baru Islam yang jatuh pada bulan Muharram, bulan sesudah berlangsungnya ibadah haji. Menurutnya, Muharram yang jatuh setelah bulan haji memberi dorongan semangat untuk beramal lebih baik lagi bagi umat Islam.
“Jadi semangat dalam berhaji diteruskan dalam bulan-bulan berikutnya, termasuk semangat menyantuni anak yatim. Untuk yatim yang membutuhkan bantuan, akan lebih baik jika jamaah tidak hanya memberi santunan sekali saja, tetapi akan lebih baik lagi jika membantu biaya hidup dan sekolahnya,” kata Ust. Mujib Buchori.
Lebih jauh dirinya menerangkan, bahwa kepada orang yang menyantuni anak yatim nantinya saat di akhirat kelak ia akan berdampingan dengan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dekatnya dua jari tangan kita, begitu dekat, begitu indah.
“Maka dari itu, mari kita mulai lebih banyak lagi untuk memberi dan menyantuni anak yatim,” pesannya.
(*/hel)