Seputarpublik, Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memimpin upacara pemakaman Letjen TNI (Purn.) Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Prosesi pemakaman berlangsung secara militer yang rangkaiannya terdiri atas iring-iringan jasad dari pintu masuk TMP Kalibata menuju liang lahat, kemudian penembakan kehormatan-yang juga dikenal dengan tembakan salvo-, dan penghormatan secara langsung dari panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, dan perwira tinggi TNI lainnya.
“Semoga jalan darma bakti yang ditempuhnya menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat semestinya di alam baka,” kata Agus saat mengiringi penurunan jenazah Doni Monardo ke liang lahat.
Dalam prosesi pemakaman itu, terutama setelah jasad dikebumikan dan liang lahat kembali ditimbun tanah, beberapa purnawirawan dan pejabat meletakkan secara langsung karangan bunga di atas makam Doni Monardo, seperti Wakil Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Beberapa pejabat dan tokoh yang menghadiri upacara pemakaman tersebut ialah Wakil Presiden ke-11 RI Boediono; Menteri Sosial Tri Rismaharini; putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono; Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI I Nyoman Cantiasa; serta pejabat Mabes TNI dan TNI AD khususnya dari Korps “Baret Merah” Kopassus.
Prosesi pemakaman berlangsung selama kurang lebih sejam. Suara azan zuhur pun turut menutup rangkaian pemakaman Doni Monardo.
Doni Monardo, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat, tanggal 10 Mei 1963, wafat pada usia 60 tahun di ruang ICU RS Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (3/12/2023).
Staf Khusus Kepala BNPB Periode 2019–2021 Egy Massadiah membagikan kabar duka itu tak lama setelah mendiang Doni berpulang. Doni wafat setelah sakit dan kondisi kesehatannya terus menurun sejak 22 September 2023 dan dirawat intensif di RS Siloam Semanggi.
Dalam masa-masa itu, Presiden RI Joko Widodo sempat menjenguk di rumah sakit dan bertemu dengan keluarga Doni Monardo.
Semasa hidup, Doni Monardo mengabdikan sebagian besar waktunya sebagai prajurit TNI dan sebagai kepala BNPB sampai akhirnya pensiun.
Doni mengawali kariernya sebagai prajurit pada tahun 1985 setelah lulus dari AKABRI.
Doni mengawali kariernya di satuan tempur infanteri dan tergabung dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sejak 1986-1998. Beberapa operasi penting pun turut melibatkan Doni, di antaranya di Timor-Timor dan Aceh pada masa-masa konflik.
Beberapa jabatan strategis yang pernah diemban oleh Doni Monardo di antaranya Komandan Batalyon (Danyon) 11 Grup 1/Kopassus (1998-1999), Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1999-2001), Dandenma Paspampres (2001-2003), Kepala Tim (Katim) Analis Intel Kolakoops TNI (2003-2004), Wakil Asisten Operasi Komandan Paspampres (2004-2006), Komandan Brigif Lintas Udara 3/Tri Budi Mahasakti (2006-2008), Komandan Grup A Paspampres (2008-2010), Danrem 061/Surya Kencana (2010-2011), Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2011-2012), Komandan Paspampres (2012-2014), Danjen Kopassus (2014-2015), Pangdam XVI/Pattimura (2015-2017), Pangdam III/Siliwangi (2017-2018), dan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (2018-2019) pun menjadi jabatan terakhirnya di lingkungan militer.
Kemudian, semasa dia menyandang pangkat jenderal bintang tiga, Doni mengemban tugas sebagai Kepala BNPB periode 2019-2021. Penugasan Doni di BNPB tentu bukan masa yang mudah, karena saat itu dunia, tak terkecuali Indonesia, menghadapi pandemi COVID-19.
Presiden Joko Widodo sejak 13 April 2020 menetapkan Indonesia sebagai darurat COVID-19 dan Doni mengemban tugas penting sebagai kepala Satgas Penanggulangan COVID-19.