Seputar Publik Banten – Kholid, adalah seorang nelayan dari Desa Kronjo, kabupaten Tangerang, Banten. Belakangan ini sosoknya tengah viral di berbagai media sosial seperti, Instagram, YouTube, TikTok dan lain-lain.
Karena mempunyai pikiran dan wawasan yang luas saat berdebat, terkait pagar laut misterius sepanjang 30 km lebih di perairan kabupaten Tangerang, Banten.
Kholid yang dikenal vokal sangat tegas menolak pembangunan pagar laut tersebut, dengan alasan karena akan berdampak buruk bagi kehidupan serta mengurangi sumber mata pencaharian bagi para nelayan.
Salah satu kerugian yang dialami Kholid sendiri adalah sangat menurunnya pendapatan sehari hari akibat pagar laut tersebut.
“Otomatis banyak sekali kerugian dengan saya,” tegasnya.
Kholid, yang memakai topi hitam dan kemeja biru dengan paduan kaos putih dengan menyelendangkan sarung ala nelayan ini mengutarakan ketidaksetujuannya terkait pemasangan pagar laut di Tangerang.
Lebih lanjut, Kholid mengaku sempat ditelpon oleh seseorang yang memintanya untuk tidak mengurusi masalah di Tangerang.
Ucapan pria tersebut, membuat Kholid teringat sebuah buku berjudul Logika Penjajah karya Yai Midi.
“Dalam isi buku tersebut persis seperti kata penelpon tersebut ke saya, kamu orang Serang nggak boleh urusi Tangerang,” tuturnya.
Menurut Kholid, saya sebagai seorang nelayan tidak boleh berpikir parsial karena itu merupakan ciri-ciri penjajah.
Penjajah itu, kata Kholid, punya pandangan parsial, kita tidak boleh menolong tetangga yang sedang dijajah, tidak boleh menolong tetangga yang sedang menderita,
“Inget itu, itu otak penjajah,” tukasnya.
Kita tidak boleh ikut pemikiran seperti itu, tandas Kholid, Kita harus punya pemikiran saling tolong antara sesama, begitu juga di laut.
“Ketika Tangerang menangis, orang Serang pun harus ikut menangis. Apalgi ini sama-sama orang Banten,” jelasnya.
(RDN)
Komentar