Kategori Life Science dan Non-Life Science
Dua kategori pemenang dalam penghargaan ini adalah life science dan non-life science. Novalia Pishesha, Ph.D (Harvard Medical School) dan Nurhasni Hasan, Ph.D, Apt (Universitas Hasanuddin) meraih penghargaan di kategori life science. Sedangkan Rindia Maharani Putri, Ph.D, (Institut Teknologi Bandung) dan Anastasia Wheni Indrianingsih, Ph.D, (Badan Riset dan Inovsi Nasional) meraih penghargaan di kategori non-life science.
Novalia mengajukan proposal mengenai pemanfaatan VHH atau nanobody Camelid family (keluarga unta) sebagai solusi mengurangi angka kematian akibat malaria. Sedangkan, Nurhasni mengajukan topik penelitian mengenai alternatif pengobatan kanker paru-paru dengan tujuan meningkatkan efisiensi pengobatan sekaligus mengatasi kekurangan dalam terapi pengobatan kanker konvensional.
Sementara itu, pemenang non-life science Rindia Maharani mengajukan proposal mengenai pemanfaatan cangkang biosilika dari mikroalga Diatom. Penelitian ini nantinya di harapkan dapat membantu pengembangan pengiriman obat-obatan seperti insulin. Pemenang lainnya, Anastasia merancang absorben pad yang berfungsi untuk memperpanjang masa simpan makanan segar hingga tujuh atau delapan hari.
Modal Menjadi Peneliti
Untuk menjadi peneliti perempuan tidaklah mudah. Apalagi mengingat bidang ini masih di dominasi oleh laki-laki. Menurut Nova, rasa senang dan bangga tersebut muncul ketika berhasil menemukan sesuatu atau membangun sesuatu yang orang lain belum pernah mencobanya.
Menurutnya, penelitian yang di lakukan akan memberikan dampak positif bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, tapi juga seluruh manusia. Itu sebabnya, ia tak keberatan harus bekerja keras bahkan sampai lembur.
Sementara bagi Nurhasni, profesi peneliti menjadi minatnya sejak dulu bahkan sampai membuatnya lupa waktu. Tapi, ia belajar dari pengalaman saat masih di Korea Selatan bahwa istirahat juga penting. Itu sebabnya ia memastikan kebutuhan tidur dan aktivitas meneliti harus seimbang.
Komentar